https://drive.google.com/drive/folders/1unDOibku-lg8mSHj0vo3O0hRKCYIRkDP?usp=sharing
Minggu, 21 Januari 2024
Sabtu, 17 Desember 2022
Minggu, 08 Mei 2022
Kematian Sepasang Ikan
*Kematian Sepasang Ikan*
Oleh: Riami
Ke dalam rumah si kaya
Ikan menjemput takdir
Kematian sebuah harga
Lima puluh juta
Membawa warta tentang hobi juga gengsi gede-gedean
"Ikanku mati, ini ikan termahal dalam hidupku," kata empunya
Di depan sahabat yang belum lunas utangnya selama sepuluh tahun
Dua dunia yang berbeda
Satunya menelan ludah karena hobi
Satunya menelan getir hutang sendiri
Bukit Nuris, 8 Mei 2022
#25harimenulis bersamaasqa
#asqaimaginationschool
#kelaspuisionline
#hari ke-3
Sabtu, 07 Mei 2022
Pertanyaan Si Kecil
*Pertanyaan Si Kecil*
Oleh: Riami
"Ibu, mengapa lebaran ayah tak pulang?"
Matanya menyalang, menembus seluruh dunia di tubuhnya
Malam kian sepi
Takbir kian lirih
Selirih jawab pada si kecil
Dibisikkan di telinganya
"Ayah telah di surga, ayo tidur, besok solat ied"
Dia seakan paham, dan tidak ingin bertanya lagi
Pada sebutir embun jatuh di sudut mata ibu
Yang sejak tadi ditahan di ubun ubun
Bukit Nuris, 7 Mei 2022
#25harimenulis bersamaasqa
#asqaimaginationschool
#kelaspuisionline
Sabtu, 30 April 2022
Puisi Zaldy Chan | BUKAN PUING-PUING HAMPA
*BUKAN PUING-PUING HAMPA*
Kepadamu:
Berjalanlah ke ufuk waktu!
Temui senjamu. Jingganya adalah himpunan sekat-sekat rahasia. Kala kau terjerat di antara ada dan tiada.
Bertahanlah di pematang rindu!
Taklukkan ragu. Pilu adalah barisan kisah-kisah dulu. Tika kau tersesat di antara sembilu dan cemburu.
Menangislah di tepian pinta!
Airmata adalah dinding rasa yang terluka. Bukan puing-puing hampa. Tapi sketsa asa yang tertunda
Tersenyumlah di muara doa!
Laju waktu akan membawamu melewati gerbang tunggu. Tak hanya diorama tentang dulu. yang membeku dan membatu.
Kau mau?
Curup, 29.04.2022
Zaldy Chan
Rabu, 20 April 2022
Kartini
*Kartini*
Oleh: Riami
Di jari Kartini, pena-pena jadi penyuluh gelap jiwa
Perempuan adalah tulang rusuk setia
Yang tak akan membiarkan jantung dan paru lemah dalam detak cita dan cinta
Dalam bening mata
Ia ajarkan kesahajaan
Jarit adalah keluhuran budaya
Kebayanya adalah keluwesan budinya
Kartini itu cermin diri perempuan
Kartini itu perintis jalan kemandirian
Kartini itu jejak manifestasi rasa kemanusiaan
Rabu, 06 April 2022
Puisi: Epidode Musim | Karya: Andri Pituin
Karya : @Andri Pituin Cianjur
*EPISODE MUSIM*
I/
Jika kita diibaratkan gerbong kereta
rel bukanlah satu-satunya perantara
yang perlu dikeluhkan untuk sampai
kepada stasiun bernama fana,
tersebab jalan-jalan lain
masih menapak
di dada doa.
Dan kita tak bisa mengelak
bahwa kita telak, melekat
di punggung musim
yang berbeda.
II/
Kematian hanyalah cara Tuhan
menyembunyikanmu
dari keramaian.
Kau berusaha lembut
ke tempat yang sama
ke tempat di mana
Adam dan Hawa
memulai dosa.
III/
Seribu kesunyian
mengalir dari tanganku
yang menganak sungai.
Kasih, kesakitan kita
berjarak antara
urat nadi saja!
Cianjur
APiC. 28 Maret 2022.
)* Puisi Persembahan untuk @Bunda Riami.
Dedikasi kepada Almarhum suaminya.